Rabu, 05 Agustus 2009

Mega Proyek

Posted by Redaksi on August 3 2009 Add Comments

Kebijakan strategis pemerintah daerah Sumbawa Barat yang dikemas dalam program mega proyek senilai kurang lebih Rp 700 Milyar digagas pemerintahan Bupati, KH. Zulkifli Muhadli, SH.MM dikhawatirkan malah merugikan citra baik pemerintah.

Dari pendapat pengamat, minimnya referensi teknis perijinan dan berubah-ubahnya pelaksanaan di lapangan praktis terus menambah alasan ketidakberesan proyek ini. Belum jelasnya kajian dari berbagai aspek kontan membuat misi atau niat tulus pemerintah ini menjadi dinilai subyektif.

Apalagi, realitas yang terjadi belakangan ini justru semakin meyakini bahwa ada ketidak beresan dalam mega proyek itu. Realitas itu bisa dilihat dari, tumpang tindihnya sistem kepanitiaan, salah pencantolan anggaran, perencanaan yang berubah-ubah hingga kualitas kontraktor pelaksana yang dipertanyakan. Khusus kualitas kontraktor, kita bisa ambil contoh dalam proyek pasar dan terminal.



Mega proyek yang menelan anggaran Rp 46 Milyar ini terpaksa harus terseok-seok lantaran persoalan teknis perencanaan hingga soal finansial. Berubahnya perencanaan di tengah proyek berlangsung serta banyak subkontraktor yang telat bahkan nyaris tidak dibayar menambah spekualsi negative terhadap kinerja kontraktor. Padahal, konsep mega proyek ini lebih mengedepankan system investasi dan kerjasama daerah.

Banyaknya persoalan yang terus muncul di saat mega proyek ini sambil jalan tentu mengundang pertanyaan besar, apa yang salah dalam mega proyek ini. Pemerintah sebaiknya melakukan evaluasi total, apakah memungkinkan jika proyek ini dilanjutkan atau tidak. Sebab, jika ini terus dibiarkan citra pemerintah jadi taruhannya. Ingat, Perda 34 ini proyek hidup mati pemerintah KSB. (*)

0 komentar: