Kamis, 17 April 2008

Dialog Ikpm ksb-malang dengan Staf Ahli Bupati KSB


Ditengah-tengah gencarnya isu program pendidikan gratis yang telah dicangangkan sebagai program unggulan kabupaten sumbawa barat ternyata menimbulkan pro dan kontra dalam tataran implementasinya,konsep pendidikan gratis yang telah disahkan dalam bentuk peraturan bupati (perbub) tersebut dirasa masih kurang partisipatif dan belum mampu mengakomodasi seluruh lapisan masyarakat KSB.Salah satu turunan konsep pendidikan gratis yang menjadi sorotan adalah subsidi pendidikan untuk mahasiswa yang berada diluar KSB,nampaknya pemerintah sadar betul akan pentingnya pendidikan oleh sebab itu subsidi pendidikan menjadi prioritas utama yang harus dilakukan. Namun dalam tataran implementasi sempat terjadi diskriminasi hal itu nampak pada perbub no 4 tahun 2007 dan kemudian direvisi menjadi perbub no 3 tahun 2008.peraturan bupati no 4 tahun 2007 hanya mengalokasikan dana untuk mahasiswa yang berada di ksb dengan subsidi 100% SPP dan mahasiswa yang berada diluar KSB hanya mendapat 50%hal inilah yang menjadi masalah lalu kemudian dikeluarkan lagi perbub no 3 tahun 2008 yang merupakan jawaban dan sekaligus revisi atas perbub no 4 tahun 2007. hal itu terungkap pada saat

dialog interaktif ikpm-ksb malang dengan staf khusus bupati, (Pak Amri).
Dialog yang diagendakan berlangsung dari 6.30 dan berakhir hingga 10.00 kamis18 april 2008 bertempat di markas ikpm (asrama payung kemutar center), yang di moderatori oleh M.s. Satriawan beserta anggota,pengurus dan sesepuh yaitu Drs. Abu Bakar berjalan dinamis dan kritis,dalam kesempatan itu Pak Amri menjelaskan dari A sampai Z mengenai subsidi pendidikan sampai masalah divestasi. Dialog interaktif yang merupakan ruang komunikasi antara state dan civil society merupakan prasyarat yang sangat penting dalam membangun trust, karena memang sangat sulit untuk menyakinkan mahasiswa yang terkenal kritis dan cendrung kurang mempercayai negara, gairah idealisme yang merupakan identitas mahasiswa adalah sesuatu yang sangat penting dalam proses pembentukan intelektualitasnya.
Dialog yang kadang diselingi dengan senda gurau berjalan penuh dengan kegairahan intelektual,betapa tidak, karena Pak Amri adalah salah satu think tank perencanaan program-program unggulan dari pemerintah KSB,dalam dialog tersebut Pak Amri Mengatakan: ”bahwa pemerintah KSB telah berusaha semaksimal mungkin merealisasikan segala sesutu yang menjadi hak warga masyarakat sebagaimana yang diamanatkan oleh UUD 45 Yaitu mencerdaskan kehidupan Bangsa,mendapat kehidupan yang layang serta hak-hak dasar lainnya walaupun dengan keterbatasan anggaran,dan Alhamdulillah kami mampu melaksanakannya walaupun masih belum sempurna” ungkapnya. “Akan tetapi semua itu dapat terwujud karena pemimpin kita punya komitmen yang kuat serta dilandasi dengan ikhtiar yang kuat walaupun dengan anggaran yang dirasa masih kurang”, tambah beliau, dengan penuh optimisme.
Mahasiswa yang merupakan entitas kaum muda terdidik serta sebagai agent sosial of change yang notabene merupakan salah satu pilar perubahan tidak serta merta yakin akan proses implementasi sebuah kebijakan karena alat ukur atau parameter sederhana bagi mereka adalah realitas, realitas tidak bisa dibantah !! apalagi kebijakan tersebut menyangkut kepentingan dan hak mereka. Kesimpulan dialog tersebut masih butuh bukti hingga subsidi tersebut terdistribusi secara merata dan riil.adanya.Inilah yang menjadi pertanyaan nya, Kapan......???


Yang terpenting buat kita bukannya menyulam benang dikain sutra tetapi
bagaimana memberikan arang batu bagi orang yang kedinginan di padang salju

0 komentar: