Rabu, 18 Juni 2008

Taliwang Ibukota Perjuangan


“Perlawanan Seratus Orang yang Tidak Berpendidikan adalah Pemberontakan,
Perlawanan Satu Orang yang Berpendidikan adalah awal dari Pergerakan”
Tak terasa Hampir lima tahun ksb berjalan dan menatap masa depannya,membangun sebuah kabupaten dengan sebuah cita-cita besar tentulah tidak seperti membalikkan telapak tangan,semua butuh proses.Otonomi daerah yang menjadi lansasan pembangunan untuk mencapai kemakmuran rakyat masih berkutat pada wilayah otonomi pemerintah daerahnya bukan otonomi rakyatnya.Namun jalan baru bagi rakyat kemutar untuk mendapatkan kemakmuran dan kedaulatannya sendiri belum tercapai hingga kini.sekiranya inilah yang menjadikan mengapa ikpm ksb malang harus tetap kritis dan solid sebagai sebuah organisasi pemuda pelajar dan layak bersuara dan bersikap di tengah hiruk pikuknya dinamika gerakan social yang tengah menjamur.Memahami intensifikasi penindasan yang terjadi tentu tidak bisa kita lakukan secara parsial dan terpisah-pisah. Dan tentu saja, kritik oto kritik serta reevaluasi dan evaluasi atas jalan roda pembanguan harus terus dilakukan walaupun terdengar ataupun tidak terdengar.




Terpuruknya situasi masyarakat hari ini dalam konteks sosial, budaya, politik dan moral masyarakat kita, sudah menjadi bagian yang tidak mampu dihindarkan bahkan menghindarkan diri dari situasi yang ada. Terbentuknya kabupaten sumbawa barat melalui perjuangan segenap elemen dan pengorbanan rakyat dalam spirit reformasi seharusnya diikuti oleh transisi demokrasi ternyata malahan terjebak dalam struktur politik yang menjelma menjadi kekuatan oligarki politik. Keputusan politik yang didominasi oleh segelintir elit sampai hari ini ternyata tidak terlepas dari konstelasi politik perebutan modal internasional semata yang masih saja berimplikasi terhadap sekian rekayasa peristiwa sosial di tingkatan grass root.

Mimbar bebas yang dilakukan anak muda ksb yang study di malang merupakan salah satu upaya untuk membuka ruang komunikasi antar massa dengan massa yang hari ini mengalami mistifikasi dan domistifikasi oleh personifikasi kekuasaan yang kemudian akan menghancurkan kesadaran masyarakat itu sendiri ditengah-tengah masa kebangkitannya,hal sangat berbahaya bagi kelangsungan proses demokratisasi dan kuasa rakyat atas jalan pembangunan dan roda pemerintahannya
.Rakyat kuasa adalah manifestasi dari kemampuan rakyat untuk mengontrol sebuah negeri yang diamanatkan pada segelitir manusia yang kelak dikenal dengan nama pemimpin disinilah makna sesungguhnya filosofi bahwa “rakyat tu riwa keluarga tu beme”, jikalau seandainya para pemegang kebijakan sadar akan hal ini maka ksb akan lebih baik.

Salam Perjuangan

2 komentar:

rizalnajjara mengatakan...

saya suka kutipan awal tulisannya, salah satu favorit saya. kalo tidak salah dari pelem burning seasonnya chico mendes ya?

Community Student KSB mengatakan...

terima kasih atas komentarnya
kani juga sangat menyukai film burning season apalagi ciko mendes yang telah berjuang menyelamatkan hutan tropis amerika latin,walaupun harus berkorban jiwa dan raganya.semoga perjalanan perjuangan nya di terima disisi NYA